Kamis, 05 April 2012

Sudahkan Anda Membaca al-Qur’an Hari Ini…?

بسم الله الرحمنِ الرحيم. الحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيدنا محمد النبي الأمي وآله الطاهرين وصحابته أجمعين
Alhamdulillah, Kitabullah al-Karim, kitab Allah mulia yang diturunkan atas nabi kita Rasulullah Muhammad SAW masih berada di pangkuan kita tanpa kurang atau bertambah satu huruf pun. Tidak ada yang sanggup dari kerajaan yang bagaimanapun besarnya di dunia untuk menambah atau mengurangi ayat al-Qur’an al-Karim itu. Sekalipun semua manusia dan jin seluruhnya dikumpulkan untuk mendatangkan seumpama Al Qur’an al-Karim maka mereka sekali-kali tidak akan sanggup membuatnya walaupun hanya satu baris apalagi dua baris.
Allah SWT yang akan senantiasa menjaga dan memelihara al-Qur’an al-Karim, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون
Yang artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS al-Hijr: 9)
Jaminan penjagaan Allah SWT terhadap al-Qur’an al-Karim ini menjadikannya tetap dalam keasliannya sebagaimana ia diturunkan. Al-Qur’an al-Karim tetap kokoh berdiri hingga sekarang, kemuliannya tak terkontaminasi oleh segala cela dan tidak ternodai oleh campur tangan kotor manusia. Al-Qur’an al-Karim senantiasa tetap terjaga dan terpelihara dari berbagai perubahan dan penggantian sampai hari kiamat nanti sehingga dakwah Nabi Muhammad SAW akan tetap berlaku hingga hari kiamat. Sampai suatu hari nanti, di akhir zaman, al-Qur’an yang mulia tulisannya diangkat oleh malaikat. Malaikat angkat tulisan al-Qur’an al-Karim yang berada di dalam mushaf al-Qur-an yang mulia itu sehingga tiba-tiba pada suatu masa hanya tinggal kertas belaka, tidak ada tulisannya lagi.
Kita mesti bersyukur karena al-Qur’an al-Karim masih bisa kita temui di mana-mana, di rumah kita, di musholla, masjid, madrasah, majelis ta’lim, pondok pesantren, perkantoran, dan lain sebagainya. Umat Muslim mestinya bangga dengan al-Qur’an yang mulia, cinta kepada al-Qur’an al-Karim. Itulah Muslim yang sesungguhnya. Tapi, apakah kita layak disebut seorang Muslim? Jawabannya gampang saja. Berapa lama kita meluangkan waktu dalam sehari untuk baca dan memahami isi kandungan al-Quran al-Karim?
Sudahkan Anda Membaca al-Qur'an Hari Ini?
Coba bandingkan, berapa cepat kita membaca koran dan al-Quran al-Karim setiap hari? jawabannya, banyak kaum Muslim, lebih cepat membaca koran dibanding kitab suci pegangan mereka sendiri. Padahal, membaca al-Qur’an al-Karim merupakan ibadah yang paling utama dan dicintai Allah SWT. Sekali lagi, al-Qur’an al-Karim adalah dijadikan ibadah dalam membacanya dan akan diberikan pahala yang besar oleh Allah SWT bagi orang yang membacanya. Ya, membaca al-Qur’an al-Karim adalah ibadah.
Dalam hal ini para ulama sepakat, bahwa hukum membaca al-Qur’an al-Karim adalah wajib ‘ain. Ini berarti setiap individu yang mengaku dirinya Muslim harus mampu baca al-Qur’an al-Karim dengan baik dan benar. Kalau tidak, maka ia berdosa. Karena bagaimana mungkin kita mengamalkan al-Qur’an al-Karim tanpa mau membaca dan memahaminya. Beriman terhadap al-Qur’an al-Karim bukan sekedar percaya saja, namun mesti dibuktikan dengan implementasi yang nyata sebagai tuntutan dari iman tersebut yaitu membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sungguh membaca al-Qur’an al-Karim adalah keuntungan dan ibadah yang sangat besar pahalanya di sisi Allah SWT. Lebih-lebih bagi orang yang mengetahui maknanya atau artinya dalam pembacaan al-Qur’an al-Karim itu akan diberi pahala yang berlipat ganda lebih besar. Tapi, kalau orang membaca al-Qur’an al-Karim hanya maknanya saja maka itu bukan membaca al-Qur’an al-Karim.
Cobalah tengok, kini sudah banyak orang membaca al-Qur’an al-Karim hanya maknanya dan tidak lafadznya. Padahal, makna al-Qur’an al-Karim itu bisa bermacam-macam tetapi lafadznya tidak ada perubahan. Dijadikannya al-Qur’an yang mulia sebagai bentuk ibadah dalam membacanya adalah lafadznya bukan maknanya. Yang paling sempurna dengan kita membaca lafadznya dulu sebelum membaca maknanya. Akan tetapi, pada suatu saat nanti ini akan berkurang, berkurang, dan berkurang karena orang sudah tidak bisa membaca lagi huruf al-Qur’an al-Karim. Dan ini sudah tampak, betapa banyak orang yang mengaku Muslim, mengaku umat Islam, mengaku umat Nabi Muhammad Rasulullah SAW, tetapi tidak bisa baca huruf al-Qur’an al-Karim.
Kita sadari atau pun tidak, kalau kita mau jujur pada diri sendiri, anak-anak zaman sekarang ini sudah jauh dari al-Qur’an yang mulia. Tidak menyesal seorang ayah dan ibu kalau anaknya buta huruf al-Qur’an al-Karim. Tidak menyesal orang tua yang melihat anaknya tidak bisa membaca al-Qur’an al-Karim. Tidak ada penyesalan sama sekali dalam meninggalkan al-Qur’an al-Karim, tidak disentuh lagi itu al-Qur’an yang mulia, tidak dibuka lagi itu al-Qur’an yang mulia, apalagi membacanya. Baca al-Qur’an al-Karim jauh daripada kita. Siang dan malam hari, al-Qur’an yang mulia tidak hampir kepada kita.
Allah SWT memberikan kita waktu 24 jam dalam sehari. Selama seharian itu, kita sering terbuai oleh aktivitas kerja sehari-hari, kita asyik mengobrol dan berbincang dengan teman, asyik menonton acara televisi dan asyik membaca koran ataupun majalah. Semua itu kita mampu lakukan berlama-lama hingga tanpa terasa waktu 24 jam kita telah habis berganti. Aktivitas ini terus berulang kita lakukan. Tapi, bila kita dihadapkan untuk berbicara, berinteraksi dengan Allah SWT melalui surat cinta yang diturunkan-Nya tak mampu kita lakukan. Kita malah berpaling dan membelakanginya dengan berbagai alasan seolah tiada guna dan manfaatnya. Tidak terbesit dalam diri kita untuk meluangkan waktu sedikit saja untuk membaca al-Qur’an al-Karim.
Ingatlah, Rasulullah Muhammad SAW sudah berpesan kepada kita bahwa orang yang paling baik menjadi umat Nabi SAW adalah yang belajar dan yang mengajar al-Qur’an al-Karim. Sayangnya kita menutup telinga kita rapat-rapat pesan mulia yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW ini. Kita harus jujur memang baru seperti ini kadar keimanan kita. Buktinya, kalau buka akademi al-Qur’an al-Karim rasanya sepi peminatnya. Yang gratis tidak dipungut biaya sekalipun masih enggan belajar al-Qur’an al-Karim. Dan sering kita mendengar seseorang berkata,
Zaman udah canggih begini masih saja belajar Qur’an? Kuno, jadul banget sih, nggak gaul, hari gini masih ngaji Qur’an, ngapain?“.
Orang-orang seperti ini akan ditonton besok di hari kiamat dan al-Qur’an al-Karim akan menjelma dan mengadu di hadapan Allah SWT,
Ya Rabb, orang ini hinakan aku, aku akan jerumuskan dia ke dalam neraka“.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa siapa yang menjadikan al-Qur’an al-Karim di belakangnya, dia tidak buka, dia tidak baca, dia tidak senang, maka al- Qur’an al-Karim akan mendorong orang itu ke dalam api neraka Jahannam. Na’udzubillah.
Begitulah kondisi umat Islam saat ini yang berat rasanya kaki melangkah untuk belajar al-Qur’an yang mulia itu yang menjadi kitab suci pedoman hidup mereka. Tapi lihatlah sebaliknya, orang-orang akan antri dan berebut mendaftarkan anaknya di akademi-akademi bahasa asing. Tidak sedikit biaya yang mereka keluarkan demi masuk ke akademi bahasa asing tersebut. Mereka rela menempuh jarak ribuan mil demi mendaftarkan anaknya ke akademi tersebut. Musholla, masjid, dan madrasah-madrasah yang ada di dekat rumahnya yang mengajarkan baca tulis al-Qur’an al-karim dilewati begitu saja. Tak ada istilah kata penyesalan dalam kamusnya bila anaknya tidak bisa baca tulis huruf al-Qur’an al-Karim yang penting bisa baca tulis bahasa asing. Ini Kalam Allah, Kalam Allah, Kalam Allah SWT yang mulia begitu tak ada harganya lagi dinilai kepada manusia yang katanya sudah maju dan modern. Begitu bangganya seseorang mampu berbahasa asing, mampu menulis huruf bahasa asing  tapi tidak mampu untuk membaca al-Qur’an yang mulia. Dia tidak kenal huruf al-Qur’an al-Karim.
Selama ini kita mampu membaca surat kabar, majalah dan buku setiap hari, namun tidak dengan al-Qur’an al-Karim. Kita mampu membaca dan mengkhatamkan surat kabar yang jumlah kata atau hurufnya hampir sama dengan 1 juz al-Qur’an al-Karim dalam waktu belasan menit, namun kita tidak mampu membaca beberapa halaman dari al-Qur’an al-Karim. Begitu pula kita mampu membaca majalah yang tebalnya seperempat atau sepertiga al-Qur’an al-Karim dalam waktu beberapa jam, namun giliranya membaca al-Qur’an al-Karim kita tidak mampu membaca beberapa juz dalam waktu yang sama. Bahkan kita mampu membaca dan mengkhatamkan buku novel, komik dan roman yang tebalnya sama dengan al-Qur’an al-Karim dalam waktu seminggu, namun kita tidak mampu mengkhatamkan al-Qur’an al-Karim dalam waktu yang sama, bahkan sebulan sekalipun. Inilah kondisi iman kita saat ini yang sangat lemah dan kritis.
Cobalah disamping kita membaca buku dan koran yang begitu banyaknya di pagi, siang, sore, dan malam hari, kita berikan waktu baca al-Qur’an yang mulia. Tidak akan rugi bagi orang yang membaca al-Qur’an al-Karim justru sebaliknya keuntungan besar yang bakal diraih. Ketahuilah, besok al-Qur’an al-Karim itu akan menjelma di hadapan Allah SWT untuk membela orang yang membacanya. Itu al-Qur’an al-Karim akan berbicara di hadapan Allah SWT,
Ya Rabb, kalau malam orang itu baca aku, aku akan berikan syafaat kepada dia“.
Al-Qur’an al-Karim kelak akan memberikan syafaat kepada kita di saat kita sangat membutuhkan syafaat tersebut. Namun, bagaimana bisa al-Qur’an yang mulia mau memberikan syafaat kepada kita, sementara kita tidak mau kenal? Apakah ada orang yang mau memberikan syafaat dan pertolongan kepada orang yang dia tidak kenal? Coba kita pikir, sejenak pikiran kita layangkan, apakah ada orang yang kita tidak kenal kita mau berikan syafaat? apakah mau memberikan pertolongan? Al-Qur’an yang mulia akan bela orang-orang yang membacanya, al-Qur’an al-Karim bela itu orang yang membacanya,
Ya Allah, dia baca aku kalau malam. Aku akan berikan syafaat kepada dia menolong supaya Engkau ampuni dosanya. Orang ini akan aku bawa ke dalam surga“.
Dan diterimalah syafaat al-Qur’an al-Karim di hari kiamat. Ini kita tidak berkenalan, anak kita nggak kenal al-Qur’an al-Karim, kita nggak bisa baca al-Qur’an al-Karim, istri kita nggak bisa baca al-Qur’an al-Karim lalu bagaiman al-Qur’an al-Karim mau bela mereka nanti, semasa mereka hidup saja tidak kenal dan tidak tahu serta tidak mau tahu tentang al-Qur’an al-Karim. Lalu bagaimana kalau ditanya,
Siapa Imammu?
Sementara mereka sudah hinakan itu al-Qur’an al-Karim, tidak mau baca, lihat baris huruf al-Qur’an al-Karim pun tidak begitu senang. Kemasukan apa sampai hati kita seperti ini.
Perhatikan, banyak kaum Muslim –bahkan lulusan S2, S3, bergelar profesor sekalipun– tak pernah sekalipun baca al-Quran al-Karim. Bertahun-tahun mereka bergelut membaca buku-buku yang super tebal yang jauh lebih tebal dari al-Qur’an al-Karim. Mereka kuasai itu buku yang super tebal. Sayangnya mereka masih tidak mengerti hukum-hukum Islam yang hanya berskala kecil-kecil untuk kebutuhan mereka sendiri. Padahal dalam al-Quran al-Karim, semuanya sudah tertuang sangat lengkap. Karena itu, jangan heran di berbagai media; seperti TV, radio, koran atau majalah dipenuhi pertanyaan masalah hukum agama yang mengulang-ulang dari tahun ke tahun. Sebut saja, pertanyaan seputar hukum zakat, thaharah, dan lain-lain. Padahal, jika mereka kaum Muslim mau merelakan waktunya membaca dan memahami al-Quran yang mulia itu, mereka akan paham kandungannya.
Yang terjadi sebaliknya, mengaku Muslim, tetapi selalui awam urusan kaum Muslim sendiri. Sungguh ironis!
Sejatinya kita bercermin kepada kehidupan orang-orang yang shalih. Mereka menjadikan al-Qur’an al-Karim sebagai buku bacaan hariannya. Mereka tidak pernah bosan dan kenyang dengan al-Qur’an al-Karim, sebagaimana diungkapkan oleh Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu,
Kalau hati kita bersih, maka kita tidak pernah kenyang dengan al-Qur’an al-Karim.”
Lihatlah bagaimana Salafus saleh mampu menaklukan dunia, itu karena mereka senantiasa menanamkan al-Qur’an yang mulia dalam diri kehidupan mereka. Mereka senantiasa membaca al-Qur’an al-Karim, dan mereka pun mendapatkan banyak kebaikan. Sangat bertolak belakang dengan kondisi umat Islam saat ini, terjajah, terhina, dan tertindas oleh orang-orang kafir. Tidak sedikit yang dibunuh dengan terang-terangan. Bahkan lebih menyedihkan justru datang dari umat Muslim sendiri yang saling menjatuhkan, mengejek, menghina, menfitnah terhadap sesama Muslim. Semua ini dikarekan mereka sudah dijauhkan dari al-Qur’an al-Karim.
Mari mengaji dan belajar al-Qur’an al-Karim
Padahal, keuntungan yang besar bakal diperoleh bagi siapa pun yang dekat dengan al-Qur’an yang mulia itu. Berbagai keutamaan dan keuntungan akan diperoleh bagi orang yang membaca al-Qur’an al-Karim. Yang mana keuntungan tersebut tidak dimiliki oleh bacaan lainnya seperti surat kabar, majalah, buku, novel, dan sebagainya. Diantara keutamaan dan keuntungan orang yang membaca al-Qur’an al-Karim adalah;
Pertama, orang yang membaca al-Qur’an al-Karim akan mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari Kiamat nantinya berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad SAW bersabda, ”Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (H. R. Muslim). Tentunya tidak hanya sekedar membaca, juga mengamalkannya. Namun demikian, tanpa membaca al-Qur’an al-Karim maka tidak mungkin kita mengamalkannya. Selain Rasulllah SAW, tidak seorangpun yang mampu memberikan pertolongan kepada seseorang pada hari hisab, kecuali al-Qur’an al-Karim yang dibaca selama ia hidup di dunia.
Kedua, Rasulullah Muhammad SAW menegaskan bahwa orang yang terbaik di antara manusia adalah orang yang mau mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an al-Karim, sesuai dengan sabdanya, ”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an al-Karim dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari). Oleh karena itu, orang yang terbaik di dunia ini bukanlah orang yang punya memiliki harta yang melimpah, jabatan maupun pangkat yang tinggi. Namun, disisi Allah SWT orang terbaik itu adalah orang yang mau belajar al-Qur’an al-Karim dan mengajarkan kepada orang lain.
Ketiga, orang yang pandai membaca al-Qur’an al-Karim akan disediakan tempat yang paling istimewa di surga bersama para malaikat yang suci. Sedangkan orang yang membaca terbata-bata (belum pandai), maka ia akan diberi dua pahala yaitu pahala mau belajar dan kesungguhan membaca, sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW, ”Orang yang pandai membaca al-Qur’an al-Karim akan ditempatkan bersama kelompok para malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).
Keempat, kejayaan suatu umat Islam itu dengan membaca al-Qur’an al-Karim dan mengamalkannya. Namun sebaliknya, musibah yang menimpa umat ini disebabkan karena sikap acuh tak acuh kepada al-Qur’an al-Karim dan meninggalkannya. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, ”Sesungguhnya Allah SWT meninggikan (derajat) ummat manusia ini dengan Al-Qur’an al-Karim dan membinasakannya pula dengan Al-Qur’an al-Karim.” (H.R Muslim). Inilah rahasia mengapa generasi awal umat Islam (generasi sahabat, tabi’in dan tabi’itabi’in) menjadi generasi terbaik umat ini sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena mereka mengamalkan al-Qur’an al-Karim dan sunnah Rasul SAW. Maka Islampun berjaya pada masa-masa mereka, sehingga tersebar keseluruh penjuru dunia. Namun, setelah generasi tersebut sampai saat ini umat Islam meninggalkan al-Qur’an al-Karim sehingga umat Islam menjadi lemah dan hina karena dijajah oleh orang kafir, bahkan dizalimi dan dibunuh seenaknya oleh orang kafir akibat meninggalkan al-Qur’an yang mulia.
Kelima, orang yang membaca dan mendengar al-Qur’an akan mendapatkan sakinah, rahmah, doa malaikat dan pujian dari Allah SWT. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda, ”Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan jiwa bagi mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim). Memang, membaca dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an menentramkan hati kita sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt, ““...Ingatlah, hanya dengan zikir (mengingat) Allah hati menjadi tenang.”. (Q.S Ar-Ra’d: 28). Al-Qur’an al-Karim merupakan zikir yang paling afdhal (utama). Oleh karena itu, ketenangan tidaklah diperoleh dengan harta yang banyak, pangkat dan jabatan, namun diperoleh dengan sejauh mana interaksi kita dengan al-Qur’an yang mulia itu.
Keenam, mendapat pahala yang berlipat ganda. Rasulullah Muhamad SAW bersabda, ”Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf.” (H.R at-Tirmizi). Bahkan, membaca “alif lam mim” saja kita mendapatkan pahala sebanyak 30 kebaikan, maka bagaimana dengan membaca sejumah ayat-ayat yang dalam satu halaman al-Qur’an al-Karim? Bahkan berapa jumlah pahala yang kita peroleh bila kita mampu membaca 1 juz dengan jumlah huruf ribuan atau ratusan ribu? Tentu pahalanya sangat banyak, bahkan kita tidak sanggup menghitungnya.
Dan masih banyak lagi keutamaan dan keuntungan yang akan diberikan kepada umat Islam yang mau berinteraksi dengan al-Qur’an yang mulia itu. Begitu hebatnya al-Qur’an yang mulia itu sampai-sampai membacanya saja menjadi ibadah yang sangat luar biasa dengan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tidak ada bacaan manapun yang mampu menandingi bacaan seperti al-Qur’an al-Karim.
Coba renungkan sejenak, kapan terakhir kali Anda membaca al-Qur’an al-Karim? Setahun, sebulan, seminggu, atau Ramadhan yang lalu, atau sampai tidak ingat sama sekali karena lamanya tidak buka dan baca al-Qur’an al-Karim?. Sudahkah anda membaca al-Qur’an al-Karim hari ini? Kalau belum, jangan tunda-tunda lagi sebelum ajal datang tanpa kita ketahui, segera ambil air wudlu sekarang, cari mushaf al-Qur’an al-Karim Anda, bukalah al-Qur’an al-Karim tersebut, dan mulailah membaca al-Qur’an al-Karim, satu ayat, dua ayat, tiga ayat, satu halaman, dua halaman, satu juz, dua juz, hingga akhirnya khatam al-Qur’an al-Karim. Apabila belum bisa baca, segera cari guru yang menurut anda bisa mengajarkan Anda dengan baik. Tidak ada kata terlambat bagi orang yang mau belajar al-Qur’an yang mulia itu.
Mari jadikan membaca al-Qur’an al-Karim sebagai menu makanan kita sehari-hari. Apabila kita tidak makan maka kita akan mati kelaparan begitu pun dengan membaca al-Qur’an yang mulia, bila kita tidak membacanya sehari saja maka hati kita akan kelaparan dan akhirnya bisa mati.
Sahabat, sudahkan Anda membaca al-Qur’an hari ini…?


(KH. Abdullah Syafi’i/Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA/Hidayatullah.com/elhooda)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar