بسم الله الرحمنِ الرحيم. الحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيدنا محمد النبي الأمي وآله الطاهرين وصحابته أجمعين
Alhamdulillah,
Kitabullah al-Karim, kitab Allah mulia yang diturunkan atas nabi kita
Rasulullah Muhammad SAW masih berada di pangkuan kita tanpa kurang atau
bertambah satu huruf pun. Tidak ada yang sanggup dari kerajaan yang
bagaimanapun besarnya di dunia untuk menambah atau mengurangi ayat
al-Qur’an al-Karim itu. Sekalipun semua
manusia dan jin seluruhnya dikumpulkan untuk mendatangkan seumpama Al
Qur’an al-Karim maka mereka sekali-kali tidak akan sanggup membuatnya
walaupun hanya satu baris apalagi dua baris.
Allah SWT yang akan senantiasa menjaga dan memelihara al-Qur’an al-Karim, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون
Yang artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS al-Hijr: 9)
Jaminan
penjagaan Allah SWT terhadap al-Qur’an al-Karim ini menjadikannya tetap
dalam keasliannya sebagaimana ia diturunkan. Al-Qur’an al-Karim tetap
kokoh berdiri hingga sekarang, kemuliannya tak terkontaminasi oleh
segala cela dan tidak ternodai oleh campur tangan kotor manusia.
Al-Qur’an al-Karim senantiasa tetap terjaga dan terpelihara dari
berbagai perubahan dan penggantian sampai hari kiamat nanti sehingga dakwah Nabi Muhammad SAW akan tetap berlaku hingga hari kiamat. Sampai
suatu hari nanti, di akhir zaman, al-Qur’an yang mulia tulisannya
diangkat oleh malaikat. Malaikat angkat tulisan al-Qur’an al-Karim yang
berada di dalam mushaf al-Qur-an yang mulia itu sehingga tiba-tiba pada
suatu masa hanya tinggal kertas belaka, tidak ada tulisannya lagi.
Kita
mesti bersyukur karena al-Qur’an al-Karim masih bisa kita temui di
mana-mana, di rumah kita, di musholla, masjid, madrasah, majelis ta’lim,
pondok pesantren, perkantoran, dan lain sebagainya. Umat Muslim
mestinya bangga dengan al-Qur’an yang mulia, cinta kepada al-Qur’an
al-Karim. Itulah Muslim yang sesungguhnya. Tapi, apakah kita layak
disebut seorang Muslim? Jawabannya gampang saja. Berapa lama kita
meluangkan waktu dalam sehari untuk baca dan memahami isi kandungan
al-Quran al-Karim?
Coba
bandingkan, berapa cepat kita membaca koran dan al-Quran al-Karim
setiap hari? jawabannya, banyak kaum Muslim, lebih cepat membaca koran
dibanding kitab suci pegangan mereka sendiri. Padahal, membaca al-Qur’an
al-Karim merupakan ibadah yang paling utama dan dicintai Allah SWT.
Sekali lagi, al-Qur’an al-Karim adalah dijadikan ibadah dalam membacanya
dan akan diberikan pahala yang besar oleh Allah SWT bagi orang yang
membacanya. Ya, membaca al-Qur’an al-Karim adalah ibadah.
Dalam
hal ini para ulama sepakat, bahwa hukum membaca al-Qur’an al-Karim
adalah wajib ‘ain. Ini berarti setiap individu yang mengaku dirinya
Muslim harus mampu baca al-Qur’an al-Karim dengan baik dan benar. Kalau
tidak, maka ia berdosa. Karena bagaimana mungkin kita mengamalkan
al-Qur’an al-Karim tanpa mau membaca dan memahaminya. Beriman terhadap
al-Qur’an al-Karim bukan sekedar percaya saja, namun mesti dibuktikan
dengan implementasi yang nyata sebagai tuntutan dari iman tersebut yaitu
membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sungguh
membaca al-Qur’an al-Karim adalah keuntungan dan ibadah yang sangat
besar pahalanya di sisi Allah SWT. Lebih-lebih bagi orang yang
mengetahui maknanya atau artinya dalam pembacaan al-Qur’an al-Karim itu
akan diberi pahala yang berlipat ganda lebih besar. Tapi, kalau orang
membaca al-Qur’an al-Karim hanya maknanya saja maka itu bukan membaca
al-Qur’an al-Karim.
Cobalah tengok,
kini sudah banyak orang membaca al-Qur’an al-Karim hanya maknanya dan
tidak lafadznya. Padahal, makna al-Qur’an al-Karim itu bisa
bermacam-macam tetapi lafadznya tidak ada perubahan. Dijadikannya
al-Qur’an yang mulia sebagai bentuk ibadah dalam membacanya adalah
lafadznya bukan maknanya. Yang paling sempurna dengan kita membaca
lafadznya dulu sebelum membaca maknanya. Akan tetapi, pada suatu saat
nanti ini akan berkurang, berkurang, dan berkurang karena orang sudah
tidak bisa membaca lagi huruf al-Qur’an al-Karim. Dan ini sudah tampak,
betapa banyak orang yang mengaku Muslim, mengaku umat Islam, mengaku
umat Nabi Muhammad Rasulullah SAW, tetapi tidak bisa baca huruf
al-Qur’an al-Karim.
Kita sadari atau
pun tidak, kalau kita mau jujur pada diri sendiri, anak-anak zaman
sekarang ini sudah jauh dari al-Qur’an yang mulia. Tidak menyesal
seorang ayah dan ibu kalau anaknya buta huruf al-Qur’an al-Karim. Tidak
menyesal orang tua yang melihat anaknya tidak bisa membaca al-Qur’an
al-Karim. Tidak ada penyesalan sama sekali dalam meninggalkan al-Qur’an
al-Karim, tidak disentuh lagi itu al-Qur’an yang mulia, tidak dibuka
lagi itu al-Qur’an yang mulia, apalagi membacanya. Baca al-Qur’an
al-Karim jauh daripada kita. Siang dan malam hari, al-Qur’an yang mulia
tidak hampir kepada kita.
Allah SWT
memberikan kita waktu 24 jam dalam sehari. Selama seharian itu, kita
sering terbuai oleh aktivitas kerja sehari-hari, kita asyik mengobrol
dan berbincang dengan teman, asyik menonton acara televisi dan asyik
membaca koran ataupun majalah. Semua itu kita mampu lakukan berlama-lama
hingga tanpa terasa waktu 24 jam kita telah habis berganti. Aktivitas
ini terus berulang kita lakukan. Tapi, bila kita dihadapkan untuk
berbicara, berinteraksi dengan Allah SWT melalui surat cinta yang
diturunkan-Nya tak mampu kita lakukan. Kita malah berpaling dan
membelakanginya dengan berbagai alasan seolah tiada guna dan manfaatnya.
Tidak terbesit dalam diri kita untuk meluangkan waktu sedikit saja
untuk membaca al-Qur’an al-Karim.
Ingatlah,
Rasulullah Muhammad SAW sudah berpesan kepada kita bahwa orang yang
paling baik menjadi umat Nabi SAW adalah yang belajar dan yang mengajar
al-Qur’an al-Karim. Sayangnya kita menutup telinga kita rapat-rapat
pesan mulia yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW ini. Kita harus
jujur memang baru seperti ini kadar keimanan kita. Buktinya, kalau buka
akademi al-Qur’an al-Karim rasanya sepi peminatnya. Yang gratis tidak
dipungut biaya sekalipun masih enggan belajar al-Qur’an al-Karim. Dan
sering kita mendengar seseorang berkata,
“Zaman udah canggih begini masih saja belajar Qur’an? Kuno, jadul banget sih, nggak gaul, hari gini masih ngaji Qur’an, ngapain?“.
Orang-orang
seperti ini akan ditonton besok di hari kiamat dan al-Qur’an al-Karim
akan menjelma dan mengadu di hadapan Allah SWT,
“Ya Rabb, orang ini hinakan aku, aku akan jerumuskan dia ke dalam neraka“.
Rasulullah
Muhammad SAW bersabda bahwa siapa yang menjadikan al-Qur’an al-Karim di
belakangnya, dia tidak buka, dia tidak baca, dia tidak senang, maka al-
Qur’an al-Karim akan mendorong orang itu ke dalam api neraka Jahannam.
Na’udzubillah.
Begitulah
kondisi umat Islam saat ini yang berat rasanya kaki melangkah untuk
belajar al-Qur’an yang mulia itu yang menjadi kitab suci pedoman hidup
mereka. Tapi lihatlah sebaliknya, orang-orang akan antri dan
berebut mendaftarkan anaknya di akademi-akademi bahasa asing. Tidak
sedikit biaya yang mereka keluarkan demi masuk ke akademi bahasa asing
tersebut. Mereka rela menempuh jarak ribuan mil demi mendaftarkan
anaknya ke akademi tersebut. Musholla, masjid, dan madrasah-madrasah
yang ada di dekat rumahnya yang mengajarkan baca tulis al-Qur’an
al-karim dilewati begitu saja. Tak ada istilah kata penyesalan dalam
kamusnya bila anaknya tidak bisa baca tulis huruf al-Qur’an al-Karim
yang penting bisa baca tulis bahasa asing. Ini Kalam Allah, Kalam Allah,
Kalam Allah SWT yang mulia begitu tak ada harganya lagi dinilai kepada
manusia yang katanya sudah maju dan modern. Begitu bangganya seseorang
mampu berbahasa asing, mampu menulis huruf bahasa asing tapi tidak
mampu untuk membaca al-Qur’an yang mulia. Dia tidak kenal huruf
al-Qur’an al-Karim.
Selama ini kita
mampu membaca surat kabar, majalah dan buku setiap hari, namun tidak
dengan al-Qur’an al-Karim. Kita mampu membaca dan mengkhatamkan surat
kabar yang jumlah kata atau hurufnya hampir sama dengan 1 juz al-Qur’an
al-Karim dalam waktu belasan menit, namun kita tidak mampu membaca
beberapa halaman dari al-Qur’an al-Karim. Begitu pula kita mampu membaca
majalah yang tebalnya seperempat atau sepertiga al-Qur’an al-Karim dalam waktu beberapa jam, namun giliranya membaca al-Qur’an al-Karim kita
tidak mampu membaca beberapa juz dalam waktu yang sama. Bahkan kita
mampu membaca dan mengkhatamkan buku novel, komik dan roman yang
tebalnya sama dengan al-Qur’an al-Karim dalam waktu seminggu, namun kita tidak mampu mengkhatamkan al-Qur’an al-Karim dalam waktu yang sama, bahkan sebulan sekalipun. Inilah kondisi iman kita saat ini yang sangat lemah dan kritis.
Cobalah
disamping kita membaca buku dan koran yang begitu banyaknya di pagi,
siang, sore, dan malam hari, kita berikan waktu baca al-Qur’an yang
mulia. Tidak akan rugi bagi orang yang membaca al-Qur’an al-Karim justru
sebaliknya keuntungan besar yang bakal diraih. Ketahuilah, besok
al-Qur’an al-Karim itu akan menjelma di hadapan Allah SWT untuk membela
orang yang membacanya. Itu al-Qur’an al-Karim akan berbicara di hadapan
Allah SWT,
“Ya Rabb, kalau malam orang itu baca aku, aku akan berikan syafaat kepada dia“.
Al-Qur’an
al-Karim kelak akan memberikan syafaat kepada kita di saat kita sangat
membutuhkan syafaat tersebut. Namun, bagaimana bisa al-Qur’an yang mulia
mau memberikan syafaat kepada kita, sementara kita tidak mau kenal?
Apakah ada orang yang mau memberikan syafaat dan pertolongan kepada
orang yang dia tidak kenal? Coba kita pikir, sejenak pikiran kita
layangkan, apakah ada orang yang kita tidak kenal kita mau berikan
syafaat? apakah mau memberikan pertolongan? Al-Qur’an yang mulia akan
bela orang-orang yang membacanya, al-Qur’an al-Karim bela itu orang yang
membacanya,
“Ya Allah, dia baca
aku kalau malam. Aku akan berikan syafaat kepada dia menolong supaya
Engkau ampuni dosanya. Orang ini akan aku bawa ke dalam surga“.
Dan
diterimalah syafaat al-Qur’an al-Karim di hari kiamat. Ini kita tidak
berkenalan, anak kita nggak kenal al-Qur’an al-Karim, kita nggak bisa
baca al-Qur’an al-Karim, istri kita nggak bisa baca al-Qur’an al-Karim
lalu bagaiman al-Qur’an al-Karim mau bela mereka nanti, semasa mereka
hidup saja tidak kenal dan tidak tahu serta tidak mau tahu tentang
al-Qur’an al-Karim. Lalu bagaimana kalau ditanya,
“Siapa Imammu?“
Sementara mereka sudah hinakan itu al-Qur’an al-Karim, tidak mau baca, lihat baris huruf al-Qur’an al-Karim pun tidak begitu senang. Kemasukan apa sampai hati kita seperti ini.
Perhatikan, banyak kaum Muslim –bahkan lulusan S2, S3, bergelar profesor sekalipun– tak pernah sekalipun baca al-Quran al-Karim.
Bertahun-tahun mereka bergelut membaca buku-buku yang super tebal yang
jauh lebih tebal dari al-Qur’an al-Karim. Mereka kuasai itu buku yang
super tebal. Sayangnya mereka masih tidak mengerti hukum-hukum Islam
yang hanya berskala kecil-kecil untuk kebutuhan mereka sendiri. Padahal
dalam al-Quran al-Karim,
semuanya sudah tertuang sangat lengkap. Karena itu, jangan heran di
berbagai media; seperti TV, radio, koran atau majalah dipenuhi
pertanyaan masalah hukum agama yang mengulang-ulang dari tahun ke tahun.
Sebut saja, pertanyaan seputar hukum zakat, thaharah, dan lain-lain.
Padahal, jika mereka kaum Muslim mau merelakan waktunya membaca dan
memahami al-Quran yang mulia itu, mereka akan paham kandungannya.
Yang terjadi sebaliknya, mengaku Muslim, tetapi selalui awam urusan kaum Muslim sendiri. Sungguh ironis!
Sejatinya kita bercermin kepada kehidupan orang-orang yang shalih. Mereka menjadikan al-Qur’an al-Karim sebagai buku bacaan hariannya. Mereka tidak pernah bosan dan kenyang dengan al-Qur’an al-Karim, sebagaimana diungkapkan oleh Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu,
“Kalau hati kita bersih, maka kita tidak pernah kenyang dengan al-Qur’an al-Karim.”
Lihatlah
bagaimana Salafus saleh mampu menaklukan dunia, itu karena mereka
senantiasa menanamkan al-Qur’an yang mulia dalam diri kehidupan mereka.
Mereka senantiasa membaca al-Qur’an al-Karim,
dan mereka pun mendapatkan banyak kebaikan. Sangat bertolak belakang
dengan kondisi umat Islam saat ini, terjajah, terhina, dan tertindas
oleh orang-orang kafir. Tidak sedikit yang dibunuh dengan
terang-terangan. Bahkan lebih menyedihkan justru datang dari umat Muslim
sendiri yang saling menjatuhkan, mengejek, menghina, menfitnah terhadap
sesama Muslim. Semua ini dikarekan mereka sudah dijauhkan dari
al-Qur’an al-Karim.
Mari mengaji dan belajar al-Qur’an al-Karim
Padahal,
keuntungan yang besar bakal diperoleh bagi siapa pun yang dekat dengan
al-Qur’an yang mulia itu. Berbagai keutamaan dan keuntungan akan
diperoleh bagi orang yang membaca al-Qur’an al-Karim.
Yang mana keuntungan tersebut tidak dimiliki oleh bacaan lainnya
seperti surat kabar, majalah, buku, novel, dan sebagainya. Diantara
keutamaan dan keuntungan orang yang membaca al-Qur’an al-Karim adalah;
Pertama,
orang yang membaca al-Qur’an al-Karim akan mendapatkan syafaat
(pertolongan) pada hari Kiamat nantinya berdasarkan sabda Rasulullah
Muhammad SAW bersabda, ”Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (H. R. Muslim). Tentunya tidak hanya sekedar membaca, juga mengamalkannya. Namun demikian, tanpa membaca al-Qur’an al-Karim maka
tidak mungkin kita mengamalkannya. Selain Rasulllah SAW, tidak
seorangpun yang mampu memberikan pertolongan kepada seseorang pada hari
hisab, kecuali al-Qur’an al-Karim yang dibaca selama ia hidup di dunia.
Kedua,
Rasulullah Muhammad SAW menegaskan bahwa orang yang terbaik di antara
manusia adalah orang yang mau mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an al-Karim, sesuai dengan sabdanya, ”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an al-Karim dan yang mengajarkannya”
(H.R. Bukhari). Oleh karena itu, orang yang terbaik di dunia ini
bukanlah orang yang punya memiliki harta yang melimpah, jabatan maupun
pangkat yang tinggi. Namun, disisi Allah SWT orang terbaik itu adalah
orang yang mau belajar al-Qur’an al-Karim dan mengajarkan kepada orang lain.
Ketiga, orang yang pandai membaca al-Qur’an al-Karim akan
disediakan tempat yang paling istimewa di surga bersama para malaikat
yang suci. Sedangkan orang yang membaca terbata-bata (belum pandai),
maka ia akan diberi dua pahala yaitu pahala mau belajar dan kesungguhan
membaca, sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW, ”Orang yang pandai membaca al-Qur’an al-Karim
akan ditempatkan bersama kelompok para malaikat yang mulia dan terpuji.
Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua
pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).
Keempat, kejayaan suatu umat Islam itu dengan membaca al-Qur’an al-Karim dan mengamalkannya. Namun sebaliknya, musibah yang menimpa umat ini disebabkan karena sikap acuh tak acuh kepada al-Qur’an al-Karim dan meninggalkannya. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, ”Sesungguhnya Allah SWT meninggikan (derajat) ummat manusia ini dengan Al-Qur’an al-Karim dan membinasakannya pula dengan Al-Qur’an al-Karim.”
(H.R Muslim). Inilah rahasia mengapa generasi awal umat Islam (generasi
sahabat, tabi’in dan tabi’itabi’in) menjadi generasi terbaik umat ini
sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Mengapa demikian?
Jawabannya adalah karena mereka mengamalkan al-Qur’an al-Karim dan
sunnah Rasul SAW. Maka Islampun berjaya pada masa-masa mereka, sehingga
tersebar keseluruh penjuru dunia. Namun, setelah generasi tersebut
sampai saat ini umat Islam meninggalkan al-Qur’an al-Karim sehingga
umat Islam menjadi lemah dan hina karena dijajah oleh orang kafir,
bahkan dizalimi dan dibunuh seenaknya oleh orang kafir akibat
meninggalkan al-Qur’an yang mulia.
Kelima,
orang yang membaca dan mendengar al-Qur’an akan mendapatkan sakinah,
rahmah, doa malaikat dan pujian dari Allah SWT. Nabi Muhammad Rasulullah
SAW bersabda, ”Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah
Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya,
melainkan ketenangan jiwa bagi mereka, mereka diliputi oleh rahmat,
dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di
hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim). Memang,
membaca dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an menentramkan hati kita
sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt, ““...Ingatlah, hanya dengan zikir (mengingat) Allah hati menjadi tenang.”. (Q.S Ar-Ra’d: 28). Al-Qur’an al-Karim merupakan
zikir yang paling afdhal (utama). Oleh karena itu, ketenangan tidaklah
diperoleh dengan harta yang banyak, pangkat dan jabatan, namun diperoleh
dengan sejauh mana interaksi kita dengan al-Qur’an yang mulia itu.
Keenam, mendapat pahala yang berlipat ganda. Rasulullah Muhamad SAW bersabda, ”Barangsiapa
yang membaca satu huruf Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, dan
satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak
mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf.” (H.R at-Tirmizi). Bahkan, membaca “alif lam mim”
saja kita mendapatkan pahala sebanyak 30 kebaikan, maka bagaimana
dengan membaca sejumah ayat-ayat yang dalam satu halaman al-Qur’an al-Karim?
Bahkan berapa jumlah pahala yang kita peroleh bila kita mampu membaca 1
juz dengan jumlah huruf ribuan atau ratusan ribu? Tentu pahalanya
sangat banyak, bahkan kita tidak sanggup menghitungnya.
Dan
masih banyak lagi keutamaan dan keuntungan yang akan diberikan kepada
umat Islam yang mau berinteraksi dengan al-Qur’an yang mulia itu. Begitu
hebatnya al-Qur’an yang mulia itu sampai-sampai membacanya saja menjadi
ibadah yang sangat luar biasa dengan pahala yang berlipat ganda dari
Allah SWT. Tidak ada bacaan manapun yang mampu menandingi bacaan seperti
al-Qur’an al-Karim.
Coba renungkan
sejenak, kapan terakhir kali Anda membaca al-Qur’an al-Karim? Setahun,
sebulan, seminggu, atau Ramadhan yang lalu, atau sampai tidak ingat sama
sekali karena lamanya tidak buka dan baca al-Qur’an al-Karim?. Sudahkah
anda membaca al-Qur’an al-Karim hari ini? Kalau belum, jangan
tunda-tunda lagi sebelum ajal datang tanpa kita ketahui, segera ambil
air wudlu sekarang, cari
mushaf al-Qur’an al-Karim Anda, bukalah al-Qur’an al-Karim tersebut, dan
mulailah membaca al-Qur’an al-Karim, satu ayat, dua ayat, tiga ayat,
satu halaman, dua halaman, satu juz, dua juz, hingga akhirnya khatam
al-Qur’an al-Karim. Apabila belum bisa baca, segera cari guru yang
menurut anda bisa mengajarkan Anda dengan baik. Tidak ada kata terlambat
bagi orang yang mau belajar al-Qur’an yang mulia itu.
Mari
jadikan membaca al-Qur’an al-Karim sebagai menu makanan kita
sehari-hari. Apabila kita tidak makan maka kita akan mati kelaparan
begitu pun dengan membaca al-Qur’an yang mulia, bila kita tidak
membacanya sehari saja maka hati kita akan kelaparan dan akhirnya bisa
mati.
Sahabat, sudahkan Anda membaca al-Qur’an hari ini…?
(KH. Abdullah Syafi’i/Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA/Hidayatullah.com/elhooda)